Sampai Kapan "Anda" Terus Begini ?

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatu

Tulisan dibawah ini hanyalah berupa opini-opini ataupun hal-hal yang terkadang terpikirkan oleh saya ketika sedang menyetel televisi dan menonton berita disalah satu stasiun televisi.

Sebelumnya saya hanya ingin bertanya kepada anda...

Apakah anda tidak bosan melihat berbagai kejadian-kejadian yang ditayangkan ditelevisi seperti kasus korupsi, sengketa tanah, belum lagi terkuaknya anggaran-anggaran pengeluaran wakil rakyat yang terbilang fantastis, dan yang baru-baru ini terjadi berupa hukuman pada pencuri sandal ?

Saya pribadi cukup bosan melihat berbagai pemberitaan yang hampir tidak ada habisnya muncul di berbagai stasiun berita. Belum habis kasus yang satu, kasus yang lainnya ditemukan lagi. Tersangka suatu kasus belum tertangkap, ada lagi tersangka yang menjadi incaran pihak kepolisisan. Macam mati satu, tumbuh seribu aja kriminalitas di negeri ini.
sikap anggota dpr

Namun yang saya ingin bahas disini ialah kelakuan para Wakil Rakyat yang menurut saya, tidak pantas lagi kita katakan sebagai "Wakil Rakyat". Jangan tanya saya mengapa bang Endy berkata demikian ?, karena saya hanya akan tersenyum sambil melihat anda. Oh iya, setelah membaca apa yang saya bagi dan tulis dibawah ini, saya berharap anda dapat menarik 'Benang Merah' antara pertanyaan-pertanyaan saya sebelumnya dengan apa yang saya bagi dibawah ini.


1.Hal pertama yang membuat saya kaget ialah ketika Wakil Rakyat berencana merenovasi toilet dengan total anggaran yang akan digunakan sebesar Rp 2 Milliar (busyet dah....). Namun banyak pihak yang pro kontra menanggapi anggaran renovasi toilet ini. Adapun yang setuju dengan rencana renovasi ini ialah Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Priyo Budi Santoso.

Diibaratkan, toilet bersih menjadi cermin wajah wakil rakyat juga. Apalagi, "DPR menerima ribuan tamu setiap hari," kata Priyo di gedung MPR/DPR, Selasa 17 Januari 2012.

Perbaikan ini, kata dia, juga dilakukan seperlunya, yakni memperbaiki toilet yang mampet, jebol, dan bau pesing. "Masak itu diributkan?" ujar Priyo. Dia bertanya balik kenapa untuk hal yang mendasar seperti itu harus dikritik terus-menerus.
(sumber : Tempo.co ).

Sedangkan adapun yang kurang setuju ataupun mengkritik keras mengenai rencana renovasi ini ialah pastinya hampir seluruh rakyat Indonesia. Dan disatu sisi pula, Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih mengatakan, untuk membangun toilet yang memenuhi standar kesehatan tidak perlu dengan uang miliaran rupiah. Menurutnya, yang terpenting adalah pengunaan dan perawatannya harus selalu tetap dijaga kebersihannya
(sumber : Kompas.com). Lanjut →
2.Yang kedua yang saya ingin bagikan dengan anda ialah, Dana Pembangunan Ruang Banggar DPR yang bernilai Rp 20 Milliar. Anda setuju kan kalau saya mengatakan Dana Pembangunan ini merupakan dana yang sangat mencengangkan untuk suatu ruang yang akan digunakan untuk rapat.

Ketua DPR dan juga Ketua Badan Urusan Rumah Tangga DPR Marzuki Alie mengaku kaget mendengar lampu di Ruangan Pimpinan Badan Anggaran yang baru seharga dua buah mobil Daihatsu Xenia. Ia pun menganggap penggunaan lampu seperti itu memboroskan anggaran. "Memangnya kita mau karaoke pakai lighting system dan sound system seperti itu?," kata Marzuki di Gedung DPR, 13 Januari 2012.

Sebelumnya, Sumber Tempo di DPR menyatakan bahwa anggaran renovasi Ruangan Badan Anggaran baru sebesar Rp 20 miliar wajar. Alasannya, fasilitas yang ditanamkan disana serba mewah. Sebuah lampu di ruangan pimpinan badan anggaran, menurutnya seharga mobil Daihatsu Xenia atau lebih dari Rp 200 juta.
(sumber: Kompas.com).

Yang lebih menyedihkan lagi dari kasus Dana Pembangunan Ruang Rapat Banggar ini adalah, mereka saling menuding dan saling melempar tanggung jawab ketika satu demi satu pertanggungjawaban itu dibutuhkan.


kampanye
uang suap

Sebenarnya apa yang sedang terjadi dinegeri ini, mengapa orang-orang yang dipilih oleh rakyat, malah ramai-ramai "menebalkan" ekonominya. Mengapa ketika mereka mencari suara, mereka rela berada ditengah-tengah masyarakat, dan rela menghirup bau keringat masyarakat dipasar. Mengapa pula, ketika mereka sudah terpilih, mereka seakan-akan menjadi kacang yang lupa kulitnya ?

Dan tidakkah mereka sadar, bahwa ada banyak orang memberikan amanah kepada mereka, dengan harapan dapat menjadikan kehidupan mereka lebih sejahtera, baik dalam bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi. Tapi yang jelas, sebuah amanah merupakan suatu hal yang dibebankan kepada seseorang, dan tentunya amanah ini akan dimintai pertanggungjawabannya di akhirat kelak.

Pertanyaan terakhir yang ingin saya ucapkan dengan sangat hormat bukan kepada anda, tetapi kepada "mereka" ialah..

Sampai kapan "Anda" terus begini ?

-Terima Kasih-

Belum ada komentar sejauh ini. Ingin menanggapi ?

Posting Komentar


Ingin mengikuti artikel Pensil Endy, & mendapatkan update terbaru langsung
Klik untuk Kompas Dunia Maya. Peta Online dan Jasa Pembuatan Toko Online