Pak JK dan Si Komodo

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatu.

Pak JK dan Si Komodo


Berhubung Si Komodo lagi berjuang namun perjuangannya malah dilawan oleh yang mengurus kandangnya, maka artikel ini saysa buat sebagai dukungan saya buat Si Komodo.

Belakangan ini kita banyak mendengar mengenai Pro dan Kontra Komodo atas keikutsertaanya pada ajang 7 Keajaiban Dunia yang diselenggarakan oleh sebuah lembaga yang bernama New7Wonders of Nature yang berbasis di Swiss. Kalangan yang Kontra diantaranya adalah Duta Besar RI untuk Swiss, Djoko Susilo. Untuk yang Pro saya rasa sulit untuk disebutkan satu persatu karena rata-rata masyrakat Indonesia ikut menyukseskan komodo ini lewat dukungan sms dan utamanya yang benar-benar terlihat berada di garis depan si Komodo ini adalah Pak JK.

Kalau kita pikir-pikir sebelumnya, wacana yang mengatakan bahwa New7Wonders adalah lembaga abal-abal dan hanya ingin mencari keuntungan semata, tidak pernah kita dengar.


Namun begitu Pak JK dinobatkan sebagai Duta Komodo, isu ini mulai timbul dan sangat santer terdengar di berbagai media online maupun media tulis. Pertanyaan saya dalam hati. Ada apa ini, kok wacana ini tiba-tiba saja munculnya ketika nama Pak JK sudah mulai muncul lagi..?


Mungkin ada teman yang bisa menjawab atau entahlah..

Tetapi yang jelas menurut saya pribadi adalah, ada semacam ketakutan bagi pihak atau partai-partai tertentu yang memperkirakan bahwasanya jika Komodo masuk dalam 7 Keajaiban Dunia, maka nama Pak JK akan kembali berkibar dan pastinya menghasilkan citra yang sangat baik pada masyrakat.

Dan ketakutan merekapun dihubung-hubungkan dengan pemilu 2014, yang mana mereka takuti adalah ketika Pak JK yang namanya sudah harum karena suksesnya Si Komodo ini, masuk kembali dalam Capres 2014. Ini yang saya rasa menjadi ketakutan bagi "mereka-mereka" ini.

Jadi wacana ini menurut saya semacam politisasi saja. Sebuah sikap yang berusaha mencari-cari kejelakan dari apa yang mereka anggap membahayakan, dalam hal ini saya menganggap jika Si Komodo yang menang, maka nama Pak JK pun akan ikut terangkat.

Padahal Si Komodo inikan warga negara Indonesia juga (meski Si Komodo ini belum mengurus e-KTP, dan yang paling penting menurut saya ialah Pulau Komodo juga adalah salah satu wilayah NKRI yang harusnya kita dukung keberadaan dan perkembangannya.


Bagaimana negara ini bisa berkembang, jika pemerintah negara ataupun petinggi-petinggi, aparat pemerintah tidak mendukung usaha perkembangan suatu wilayah dinegaranya.

Oh iya, bukannya membandingkan-bandingkan, namun ketika yang di sebarkan adalah wisata Pulau Bali, bukan main tindakan pemerintah. Mereka langsung mengadakan acara di Bali, mengadakan berbagai konferensi di Bali, dan berbagai bentuk dukungan untuk Bali meskipun mengeluarkan biaya yang sangat besar nominalnya.

Tapi untuk Si Komodo saja, yang membutuhkan Rp 1/sms (malah sempat saya dengar gratis) untuk menyukseskannya, malah kurang mendapat dukungan dari pemerintah dan lembaga yang melakukan pemilihan itu malah dikatakan lembaga abal-abal.

Apa susahnya sih mengeluarkan uang Rp 1/sms untuk Si Komodo ini, padahal uang rakyat yang para petinggi keluarkan untuk study tour (katanya..) dan lain-lain itu nominalnya sangat jauh jauh jauh jauh dan sangat jauh dari Rp 1.(saking tak terhitungnya, makanya kata jauhnya banyak..)

Penutup...


Ingat Indonesia bukan hanya Bali, tapi Pulau Komodo juga termasuk wilayah Indonesia yang harus kita angkat namanya serta perkembangan pariwisatanya. Bagaimana Indonesia mau berkembang kalau perkembangannya hanya dipusatkan pada wilayah-wilayah tertentu. Padahal harusnya pemerataanlah yang harus kita lakukan, bukan perkembangan yang sifatnya terfokus pada beberapa wilayah saja.

Khusus unutuk pemerintah, mengenai jumlah nominal untuk dukungan Si Komodo yang cuma Rp 1/sms saja dipusingkan, bagaimana dengan Century yang menelan dana talangan Rp 6,7 triliun, Si Gayus yang menghilangkan uang negara, aliran dana sesat BI, dan banyak macam lagi uang kas negara yang keluar yang tak tahu kemana perginya.

Pesan saya, baiknya setiap aparat atau petinggi pemerintah janganlah memikirkan keuntungan diri sendiri ataupun memikirkan partainya, ingat ada amanah yang anda pegang dan harus anda pertanggungjawabkan di akhirat kelak. Kalau cuma memikirkan kepentingan partai politik saja, lebih baik anda memberikan amanah tersebut pada orang lain yang mungkin saja bisa melaksanakan amanah tersebut.

Dan yang terpenting ialah janganlah ada unsur kepentingan pribadi atau kepentingan suatu pihak kalau kita dihadapkan pada perkembangan Indonesia. Kalau Si Komodo menang, Indonesiapun ikut berbangga. Ajang-ajang kontes pencarian bakat yang smsnya kalau tidak salah Rp 2.000/sms banyak yang mendukung kontestan yang disukainya, apalagi kalau Si Komodo ini yang mewakili Indonesia hanya dikenakan biaya Rp 1/sms.


SLANK dalam Vivanews mengatakan: SMS Komodo Rp 1, tak habiskan pulsamu!!!


Terima Kasih.


Ingin mengikuti artikel Pensil Endy, & mendapatkan update terbaru langsung
Klik untuk Kompas Dunia Maya. Peta Online dan Jasa Pembuatan Toko Online